Senin, 19 Mei 2014

SEJARAH PERGERAKAN ZIONISME



TUGAS MATAKULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Zionisme adalah sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalemberdiri. Gerakan yang muncul di abad ke-19 ini semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika kemudian berubah di tanah Palestina yang kala itu dikuasai Kekaisaran Ottoman (Khalifah UstmaniahTurki.
Zionisme merupakan gerakan Yahudi Internasional. Istilah zionis pertama kali dipakai oleh perintis kebudayaan YahudiMathias Acher (1864-1937), dan gerakan ini diorganisasi oleh beberapa tokoh Yahudi antara lain Dr. Theodor Herzl dan Dr. Chaim Weizmann. Dr. Theodor Herzl menyusun doktrin Zionisme sejak 1882 yang kemudian disistematisasikan dalam bukunya "Der Judenstaat" (Negara Yahudi) (1896). Doktrin ini dikonkritkan melalui Kongres Zionis Sedunia pertama di BaselSwiss, tahun 1897. Setelah berdirinya negara Israel pada tanggal 15 Mei 1948, maka tujuan kaum zionis berubah menjadi pembela negara baru ini. Rapat Dewan Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 tanggal 10 Desember 1975, yang menyamakan Zionisme dengan diskriminasi rasial. Akan tetapi pada 16 Desember 1991resolusi tersebut dicabut kembali.
Zionisme berasal dari kata Ibrani “zion” yang artinya batu-karang. Maksudnya merujuk kepada batu bangunan Haykal Sulaiman yang berdiri diatas sebuah bukit karang yang bernama “Zion”, terletak disebelah barat-daya Al-Quds (Yerusalem). Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”. Zion dikemudian hari diidentikan dengan kota suci Yerusalem itu sendiri.
“Zionisme” kini tidak lagi hanya memiliki makna keagamaan, tetapi telah beralih kepada makna politik, yaitu “suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai bangsa dengan Palestina sebagai tanah-air bangsa Yahudi, dengan Yerusalem sebagai ibukota negaranya”.
Kaum Yahudi terbagi pada dua kelompok : (1) Kaum Yahudi “Ashkenazim”, mereka keturunan bangsa pagan Chatar, yang menghuni dataran tinggi Georgia di Rusia Selatan dan (2) Kaum Yahudi “Sephardim”, dari negeri Judah, yang berpegang kepada Taurat Musa.
Gerakan Zionisme Internasional berakar histories dari Kaum Yahudi “Ashkenazim” yang memeluk agama versi sesat Qabalisme Yahudi selanjutnya disebut sebagai Kaum Qabalis dengan ajaran dan “kitab suci” mereka yaitu Kitab Talmud, yang merupakan karya para rabbi yang memuja “Lucifer” atau Iblis, sebagai Tuhan.
Kepercayaan Qabala : Kepercayaan Kaum Zionis
Qabala atau kadang kala ditulis ‘Kabbala’, nama yang diambil dari kata Ibrani ‘qibil’, yang maknanya “menerima”. Qabala dalam hal ini berarti “menerima doktrin okultisme (ilmu sihir) rahasia”. Qabala merupakan kepercayaan nenek moyang sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. yang sangat rahasia dan hanya diketahui oleh para anggotanya dari mulut-ke-kuping, disampaikan oleh para pendeta tinggi kepada para novice . Pada masa Nabi Musa a.s, salah seorang pendeta tinggi Qabala yaitu Samir (Samiri), mengajak Bani Israili yang baru saja keluar dari tanah Mesir untuk menyembah sebuah patung anak sapi yang terbuat dari emas, saat Nabi Musa a.s berkhalwat di gunung Tursin.
Akibat mengalami penindasan yang panjang selama beribu tahun kaum Yahudi memelihara kepercayaan nenek-moyang mereka yang pada dasarnya menyimpang bahkan bertentangan dengan aqidah yang diajarkan oleh Nabi Musa a.s. Kepercayaan kuno itu dipelihara dengan keyakinan untuk mempertahankan eksistensi mereka. Di antara kepercayaan yang tertua dan paling dihormati adalah kepercayaan ‘Qabala’, atau kadangkala ditulis ‘Kabbala’. Nama Qabala diambil dari kata Ibrani ‘qibil’, yang maknanya “menerima”. Qabala dalam hal ini berarti “menerima doktrin okultisme (ilmu sihir) rahasia”.
Sejak masa Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan Sumeria (Iraq sekarang ini) sampai dengan penjajahan Romawi atas Palestina, Qabala tetap merupakan kepercayaan Yahudi yang sangat rahasia, yang ajarannya hanya diketahui oleh anggotanya, yang disampaikan dengan cara dari mulut-ke-kuping, disampaikan oleh para pendeta tinggi kepada para novice. Selama periode ini para pendeta tinggi itu tinggal di Sumeria, kemudian menyebar ke Mesir Kuno, dan Palestina Kuno. Salah seorang pendeta tinggi Qabala ialah Samir, tokoh yang mengajak Bani Israeli yang baru saja keluar dari tanah Mesir untuk menyembah sebuah patung anak sapi yang terbuat dari emas, tatkala mereka dilinggalkan oleh Nabi Musa a.s. berkhalwat di gunung Tursina di Sinai untuk menerima wahyu ‘Firman yang Sepuluh’ dari Allah.
Beberapa waktu sesudah berakhirya penjajahan Romawi di Palestina, para pendeta tinggi Qabala memutuskan tradisi okultisme kuno itu untuk direkam secara tertulis ke atas papyrus berupa gulungan (‘scroll’) sebagai usaha agar ajaran itu dapat diwariskan kepada generasi Yahudi berikutnya. Selama masa pendudukan Romawi itu ajaran Qabala dihimpun dari berbagai tradisi lisan ke dalam beberapa gulungan, dan akhimya dijilid ke dalam sebuah kitab yang utuh.
Tugas menghimpun ajaran yang masih berupa lisan itu dibebankan kepada dua orang, yaitu ‘Rabbi’ (Guru) Akiva ben Josef, yang menjadi ketua Majelis Tinggi Pendeta Sanhedrin pada waktu itu, dan pembantunya Rabbi Simon ben Joachai. Pada waktu itulah Qabala tersistematikkan menjadi dua jilid : ‘Sefer Yetzerah’ (Kitab Genesis, tentang Penciptaan Alam Semesta), dan ‘Sefer Zohar’ (Kitab Keagungan).
Salah satu simbol dari Setan adalah kepala kambing “Mendes”. Imej hitam seram ini melambangkan kekuatan hitam. Simbol kambing digunakan sebagai kekuatan regeneratif Lucifer. Untuk menegaskannya, sebuah phallus laki-laki diletakkan di atas kepala kambing, sekali lagi untuk menekankan kemampuan regeneratif Lucifer. Pentagram di atas kepala kambing adalah satu lagi simbol dari kepala kambing, yaitu setiap ujung bintang mewakili kedua tanduk, kedua kuping dan dagu kambing. Maka dengan itu dilambangkan dengan pentagram terbalik, yaiut dua ujung bintang ke atas, satu ujung ke bawah. Api di atas phallus juga simbol dari Lucifer, yaitu sifat keapiannya.
Kitab Zohar penuh dengan ayat-ayat yang bersifat rahasia dan amsal, dan ayat-ayat itu hanya dapat dipahami melalui Kitab Yetzerah, semacam kitab terjamah. Beberapa abad sesudah Masehi, di Eropa muncul kitab ajaran Qabala yang baru bemama ‘Sefer Bahir’- ‘Kitab Cahaya’. Ketiga kitab itu semuanya tertulis dalam bahasa Ibrani, yang kemudian atas pertimbangan pragmatisme diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa. Ketiga kitab Qabala itu memuat ajaran sangat suci bagi kultus sesat, penyembahan kepada Iblis, dan menjadi buku pegangan Gereja-gereja Iblis di seluruh dunia (termasuk Gereja Penyembah Iblis yang pernah ada di Jakarta).
Kaum Yahudi Qabalis, sebagaimana ajaran Samir, secara terang-terangan menyatakan permusuhan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pencipta Alam Semesta. Menurut iman mereka Iblis, atau Lucifer, sebagaimana mereka menyebutnya dengan penuh hormat, telah “diperlakukan dengan tidak adil” dan ia adalah satu-satunya tuhan yang patut disembah. Iblis adalah tuhan mereka.
Iblis, atau khususnya ‘Setan’, dalam bahasa-bahasa Semit (termasuk bahasa Arab) berarti “pemberontak”, yakni “memberontak kepada Allah”, karena itu kaum Qabalis tidak menyebutnya dengan nama Iblis. Mereka menyebutnya dengan nama Lucifer, yang berati “pembawa sinar cahaya”. Penggunaan kata Iblis dianggap sebagai penghujatan kepada tuhan mereka. Kata Lucifer berarti cahaya, terang, pencerahan dan sebagainya.
Salah satu thema penting yang berkaitan dengan kepercayaan Qabala ialah kekuasaan yang datang dari cahaya, api, dan matahari. Ketiga hal itu menjadi perlambang dari ajaran penyembahan kepada Iblis, Yang dipercayai diciptakan dari api. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau matahari, merupakan perlambang dari Iblis.
Ajaran Qabala menjelaskan adanya hirarki kekuasaan yang mereka sebut “sefrotim”, yang dalam bahasa Ibrani berarti “penyinaran”. Ada sepuluh ‘sefrotim’, yang dalam bahasa Ibrani disebut ‘sitra ahra’, yang artinya “sisi lain”. Penyinaran ‘sefrotim’ direpresentasikan oleh sejumlah makhluk supra-natural yang dalam bahasa Ibrani disebut ‘shedim’. ‘Shedim’ terdiri dari sejumlah roh. Roh tertinggi adalah Lucifer sebagai “pembawa cahaya”. Semua roh yang disebut ‘shedim’ itu tercipta dari asal api. Oleh karena itu api menjadi sesembahan terpenting dalam ajaran Qabala. Beberapa di antara ‘shedim’ itu ada yang kawin-mawin dengan manusia, dan mereka ini disebut ‘mazzikim’, atau “shedim yang tidak berbahaya”, dan anak hasil perkawinan itu bila lahir disebut ‘banim shovavim’ yang artinya “anak haram-jadah”.
Menurut ajaran Qabala manusia tidak butuh akan Allah, bahkan menurut mereka manusia bisa menjadi manusia suci yang setara dengan tuhan. Mereka menyebut paham yang deseptik ini dengan Istilah ‘humanisme’, bahwa manusia berdaulat untuk mengatur hidupnya sendiri di dunia. Kaum Qabalis menyebarkan paham ini kepada kaum non-Qabalis untuk menghancurkan keimanan manusia kepada Allah.
Kaum Qabalis acapkali menggunakan simbol-simbol seks untuk merepresentasikan ‘humanisme’. Organ lelaki disimbolkan dengan ‘phallus’ (‘lingga’). sebagai perlambang kekuasaan regeneratif, atau kekuasaan untuk berkembang biak. Sedangkan organ wanita dilambangkan oleh pelataran yang disebut ‘yoni’ yang memperlambangkan kawasan kesuburan. ‘Yoni’ disebut juga dengan nama lain, “Ibu Pertiwi” (‘Mother Earth‘).
Monumen Obelisk George Washington melambangkan phallus Lucifer, yaitu kekuatan generatif. Ia menghadap ke Kantor Oval Gedung Putih, simbol dari kekuatan reporduktif organ wanita. Simbol-simbol kaum Qabalis ini bukan hanya terdapat di Mesir Kuno berupa obelisk, yaitu tugu batu tegak, tetapi oleh kaum Qabalis dibawa bersama mereka dan kemudian berkembang ke berbagai ibukota dunia seperti di Washington, DC. dan ibukota-ibukota Eropa. Obelisk yang didirikan umumnya menghadap ke bangunan pusat kekuasaan sebagai perlambang kekuasaan (kejantanan), dan obelisk semacam itu juga direpresentasikan pada Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, dengan lambang ‘phallus’ (‘lingga’) yang bertumpu di atas ‘yoni’, perlambang organ wanita (aliran Hinduisme yang dikenal dengan nama Tantri-isme, adalah cabang ajaran Qabala yang menyebar ke India; peninggalan Tantri-isme di Indonesia ditemukan di candi Sukuh, Tawangmangu). Monumen Nasional di Jakarta menghadap langsung ke Istana Merdeka., bahkan obelisk semacam didirikan juga di plaza St. Petrus, Vatikan.
Monumen Nasional di Jakarta tepat menghadap pusat kekuasaan, Istana Merdeka
Kaum Oabalis juga menggunakan imej segitiga dan bangunan piramida untuk merepresentasikan struktur hirarki mereka. Para elit Qabalis duduk pada puncak piramida menguasai massa yang berkewajiban menopang piramida tersebut. Lambang kaum Qabalis, piramida dengan sebiji mata Lucifer yang “selalu mengawasi dan menguasai”, terdapat pada sisi belakang mata-uang kertas dolar Amerika sekarang ini. Kaum Qabalis juga menggunakan lambang dua buah segitiga yang dipasang menjadi satu dengan posisi masing-masing terbalik, menjadi bintang segi-enam yang kini oleh orang Yahudi ditransformasikan seolah-olah sebagai ‘bintang Nabi Daud as”. Dua buah bintang segitiga masing-masing dengan posisi terbalik sebagai lambang Lucifer itu didisinformasikan oleh kaum Qabalis sebagai lambang bintang dari “Nabi Daud” pada tahun 1948 di PBB. Penciptanya adalah Ioseph Stalin, diktator Uni Sovyet, sebagai negara pertama yang mengakui negara Yahudi Israel.
Selain itu kaum Qabalis juga menggunakan lambang bintang segilima yang terbalik, dua ujung menghadap ke atas, dua ujung menghadap ke samping dan satu ujung menghadap ke bawah, yang melambangkan dewa berkepala kambing ‘Mendes’. ‘Mendes’ adalah nama lain dari Lucifer. Dua ujung bintang yang menghadap ke atas merupakan tanduk, dua ujung yang ke samping adalah kupingnya, dan ujung yang menghadap ke bawah adalah dagunya.
Kepercayaan Qabala selanjutnya tumbuh dan berkembang baik dalam jumlah maupun dalam kekuasaan ke seluruh dunia dalam berbagai bentuk dan aspeknya di dalam masyarakat. Media massa Indonesia pernah melaporkan hadirnya sebuah gereja Iblis, sebuah night-club, dan sebuah hotel, di Jakarta, yang didedikasikan kepada Lucifer. Para penyembah Iblis ini menggunakan kebohongan, pemerasan, suap, seks bebas, dan bahkan kekerasan, untuk mencapai tujuannya membangun penguasaan kehidupan di dunia. Ajarannya bertujuan untuk menghancurkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Alam Semesta, dan siapa saja yang menghalangi penyembahan Lucifer.
Ini adalah segel kenegaraan Amerika Serikat yang terdapat pada mata uang Satu Dólar Amerika. Sebiji mata Lucifer yang selalu “melihat dan menguasai, menyinar bagai matahari”, terletak di puncak piramida. Kata-kata atin “Anuit Coeptis – Novus Ordo Seclorum” berarti – Konspirasi Kia – sebuah Tata Dunia Baru”
Hexagram atau bintang berujung enam dibentuk dari dua segitiga yang saling mengunci. Segitiga adalah lambang Qabalis paling umum. Segitiga yang ujungnya menghadap ke bawah adalah lambang wanita yang sesuai dengan Yoni dan juga disebut segitiga air. Segitiga yang ujungnya menghadap ke atas adalah lambang laki-laki, lingga atau phallus, mewakili tuhan mereka Lucifer dan disebut juga Segitiga Piramida atau Piramida Air. Kesatuan mereka menghasilkan kekuatan yaitu prinsip generatif. Selain itu, kedua segitiga tersebut mempunya arti esoterik. Segitiga yang menghadap ke bawah disebut juga Segitiga Ketuhanan, segitiga yang menghadap ke atas disebut Segitiga Piramida, yang juga simbol manusia sempurna. Kemudian mereka menunjukan bagaimana manusia bisa menjadi tuhan, gagasan utama dai Humanisme. Setiap sisi ari segitiga membentuk ‘66 karena itu hexagram mengandung ‘666’. Hexagram digunakan pada riual-ritual sihir dan juga dianggap sebagai simbol dari kekuatan utama Setan. Hexagram digunakan untuk memanggil setan untuk mengguna-guna atau mengutuk sang korban. Isitilah “to hex” dalam bahasa Inggris yang artinya menguna-guna atau mengutuk datang dari praktek ini.
Beberapa waktu sesudah berakhirnya penjajahan Romawi di Palestina, para pendeta tinggi Qabala memutuskan tradisi okultisme kuno itu untuk direkam secara tertulis ke atas papyrus sebagai usaha agar ajaran itu dapat diwariskan kepada generasi Yahudi berikutnya.
Tugas menghimpun ajaran yang masih berupa lisan itu dibebankan kepada dua orang, yaitu ‘Rabbi’ (Guru) Akiva ben Josef, yang menjadi ketua Majelis Tinggi Pendeta Sanhedrin pada waktu itu, dan pembantunya Rabbi Simon ben Joachai. Pada waktu itulah Qabala tersistematikkan menjadi dua jilid : ‘Sefer Yetzerah’ (Kitab Genesis, tentang Penciptaan Alam Semesta), dan ‘Sefer Zohar’ (Kitab Keagungan).
Kitab Zohar penuh dengan ayat-ayat yang bersifat rahasia dan amsal, dan ayat-ayat itu hanya dapat dipahami melalui Kitab Yetzerah, semacam kitab tarjamah. Beberapa abad sesudah Masehi, di Eropa muncul kitab ajaran Qabala yang baru bernama ‘Sefer Bahir’ (Kitab Cahaya). Ketiga kitab ini berbahasa Ibrani, yang kemudian atas pertimbangan pragmatisme diterjemahkan kedalam berbagai bahasa Eropa. Ketiga Kitab Qabala itu memuat ajaran sangat suci bagi kutus sesat, penyembahan kepada Iblis.
Kaum Yahudi Qabalis, sebagaimana ajaran Samiri, secara terang-terangan menyertakan permusuhan mereka kepada Allah SWT, Maha Pencipta Alam Semesta. Menurut iman mereka Iblis, atau Lucifer, sebagaimana mereka menyebutnya dengan hormat, telah “diperlakukan dengan tidak adil” dan ia adalah satu-satunya tuhan yang patut disembah. Iblis adalah tuhan mereka.
Bagi kaum Qabalis Iblis adalah Lucifer, yang berarti “pembawa sinar cahaya”. Penggunaan kata Iblis dianggap sebagai penghujatan kepada tuhan mereka. Kata Lucifer berarti cahaya, terang, pencerahan dan sebagainya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau matahari, merupakan perlambang dari Iblis. Diantara penganut kepercayaan Qabala adalah Aliran Zoroaster di Persia.

ü  Ordo Qabala
Gerakan kepercayaan Qabala ternyata setelah ditelusuri telah berusia paling tidak 4000 tahun. Ordo Qabala yang pertama terbentuk selama era pembuangan suku Bani Israeli ke Babilonia di bawah nama “Ordo Persaudaraan”, pada era Dinasti Ur ke-3, diantara 2112-2004 sebelum-masehi.
Selama perjalanan sejarah tercatat ada tiga Ordo Qabala, Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih. Yang menarik adalah Ordo Putih, kalau ordo lainnya lebih menekankan pada ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih adalah sebagai suatu organisasi yang menekankan misi Politik, disamping mengembangkan ajaran Qabala.
Mereka merumuskan bahwa missi Qabala adalah untuk menentukan jalannya peradaban ummat manusia dengan tujuan membentuk “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Merekalah yang merupakan peletak dasar peradaban Barat sekarang ini yang berdasarkan peradaban Judeo-Greko.


Talmud : Kitab Suci Kaum Qabalis Yahudi.
Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hokum agama, tetapi juga menjadi ideology, prinsip, serta arahan bagi perumusan kebijakan negara dan pemerintah terkhusus Israel sekarang. Bahkan kitab Talmud adalah pandangan hidup Yahudi pada umumnya.
Para pendeta Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s secara lisan. Tetapi keimanan orang yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud ‘Erubin’2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi, “Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat”.
Kitab Talmud dibuat oleh para rabbi (guru agama) yang memuja Lucifer yang mengambil kesesatan ajarannya dari ajaran Sefer Yetzerah (Kitab Keagungan). Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut “goyyim”, artinya sama dengan binatang atau “kaum budak” bagi bangsa Yahudi, derajat mereka dibawah derajat manusia. Ras Yahudi adalah “ummat pilihan” satu-satunya ras yang mengkaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s.
PROTOKOL ZIONISME : Program Zionis Menaklukan Dunia:
The Protocols of the Learned Elders of Zion (Protokol dari para Pinisepuh Zion yang Bijak) memuat 24 berkas dokumen yang berisikan teori “Kekuasaan Mendunia Kaum Yahudi”. Protokol adalah sebuah hasil pemikiran yang memukau, karena nyaris sempurna, dan menakutkan tentang program mendunia yang sangat licik dengan menghalalkan segala cara. Rumus pidatonya bukan, “ Kami kaum Yahudi akan melaksanakan program ini”, tetapi, “ Kaum kulit putih Kristen akan dibuat sedemikian rupa untuk memikirkan dan menjalankannya”.

Tokoh-Tokoh Gerakan Zionisme
1.      Nathan Bernbaum : Pencetus Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan AS dideklarasikan di Philadelphia
2.      Yahuda al-Kalai (1798-1878) : Tokoh Yahudi pertama yang melemparkan gagasan untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang didukung oleh Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874) melalui bukunya yang ditulis dalam bahasa Ibrani ‘Derishat Zion’ (1826), berisis studi tentang kemungkinan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina.
3.      Mayer Amschel Rothchild (1743-1812) : Pendukung gerakan zionis dengan memberikan bantuan dana keuangan tanpa reserve. Dia adalah pendiri dinasti Rothschilds, keluarga Yahudi paling kaya di dunia
4.      Theodore Herzl (1860-1904) : Dikenal sebagai Bapak Zionisme dan pendiri Zionisme Modern, yang memberikan pandangan filosofi bagi eksistensi bangsa Yahudi jauh ke depan dengan slogan : “ Kami adalah suatu bangsa-Satu bangsa”. Theodore Herzl membuat program politik kaum Yahudi dalam bukunya : ‘Der Judenstaat’. Ada dua sasaran awal yang bersifat komplementer dan sekaligus mutlak dalam program politik Yahudi yaitu (1) mendapatkan sebuah tanah air, dan (2) menggantikan mayoritas penduduk Arab-Palestina dengan cara tidak mengakui hak-hak mereka, mengatasi jumlah mereka dan mengusir mereka dengan cara apapun. Theodore Herzl lah yang merancang Negara Israel sebagai negara theokrasi tahun 1897, yang terikat dengan ajaran Talmud dengan “tanah Israel”. Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki perbatasan yang jelas. Luas wilayah negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.
5.      David Ben-Gurion : Perdana Menteri pertama Negara Israel yang diproklamasikan pada tanggal 14 Mei 1948.

6.      Organisasi Rahasia Kaum Qabalis Yahudi (Zionisme)

1. Illuminati
            Nama “illuminatif” berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi Kristen. Mereka disebut “illuminati” yang artinya “yang menerima cahaya” atau “pencerahan”. Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama “illuminati” pada awal abad ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh Gereja di masa Inkuisi Spanyol.
Pada tahun 1771 nama “illuminati” muncul kembali, pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt seorang tokoh yang dikenal banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “ iblis yang menjelma dalam diri manusia”.
Adam Weishaupt adalah utopis pertama yang berpikir dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil mewujudkan “Novus Ordo Seclorum” (Tata Dunia Baru). Ordo “illuminatif” dari Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis kuno, (1) menumbangkan kerajaan-kerajaan (2) menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan (3) menghilangkan kecintaan kepada tanah air (4) meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak (5) menghapuskan semua agama yang ada.
Para peneliti “illuminati” meyakini bahwa salah satu konspirasi “illuminati” untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” yang berujung berdirinya gereja Protestan.
Para “cendikiawan terpilih” atau kaum “illuminati/pencerahan” menurut Adam Weishaupt, kelak akan mampu mengambil alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan program-program mereka.
2. Freemasonry
Freemasonry , muncul sebagai produk kebangkitan kembali ilmu pengetahuan pada era Rennaisance pada abab ke-16 di Eropa. Tujuan Freemasonry pada awalnya ialah untuk menentang Gereja Katolik dengan cara mengaburkan makna kehidupan beragama dengan menafikan kebenaran mutlak ajaran Gereja dengan semboyan “Semua agama itu benar, karena semuanya menyerukan kepada kebenaran dan kebaikan”.
Pengikut Adam Weishaupt yang kebanyakan adalah kaum Qabalis, kemudian secara teratur melakukan infiltrasi ke dalam “Freemasonry”. Ketika “illuminati dibubarkan pada bulan Agustus 1784, sejak itupula “Freemasonry” didominasi oleh kelompok Qabala.
Di Jerman dan Perancis gerakan “Freemasonry” yang sudah dikuasai oleh kaum Qabalis menugasi beberapa orang revolusioner muda yahudi untuk menulis “Manifesto Komunis”. “Freemasonry” yang baru ini kemudian membentuk Liga Tokoh-tokoh Keadilan, yang kemudian hari diganti namanya oleh Karl Marx, yang juga orang Yahudi, dengan nama Liga Komunis.
Di permukaan “Freemasonry” membangun citra sebagai gerakan moral dengan membentuk antara lain gerakan ‘theosofi ‘ yang berkembang menjadi quasi-agama , serta gerakan kontradiksinya ‘ the Freethinkers ‘(“Pemikir bebas”), yang secara jelas menyatakan diri sebagai gerakan atheisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar