Rabu, 16 April 2014

KONSTRUKSI PENCITRAAN ALA JOKOWI


TITIN ROZAEN
ILMU KOMUNIKASI
41153030120023
SEMESTER IV/PUBLIC RELATION (PR)
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
2014 









Dahsyatnya Media dalam mengangkat figure atau tokoh seseorang untuk kemudian menjadi sosok yang begitu dikenal dan diperbincangkan diberbagai social media memang tidak bisa disangkal lagi, baik media social online, surat kabar dan terutama media Televisi yang benar-benar dirasakan keampuhannya. Media televisi boleh dibilang sebagai garda terdepan dalam mendongkrak popularitas seseorang. Selain Karena jangkauan yang luas , media televisi juga bisa menggambarkan artikulasi secara visual dari sosok objek pemberitaan, yang kemudian bisa dilihat dan disaksikan bukan hanya kalangan menengah atas, tapi juga masyarakat bawah (grass root). Pendek kata media televisi adalah ruang publik yang paling efektif untuk pembentukan citra seseorang menjadi sosok yang dikenal.

Pemberitan media televisi bisa dikemas dengan berbagai cara ; bisa melalui iklan regular yang biasa saja, bisa melalui spot berita yang intensif /masif terhadap objek yang dijadikan berita, atau bisa juga dengan membayar spot khusus pada acara2 di televisi. Dan satu lagi yang juga sering dipakai adalah dengan menyewa (membayar) kepada station TV untuk sering memunculkan pemberitaan sesuai objek berita yang dinegosiasikan, tentunya pemberitaannya diarahkan pada hal yang positip yang bisa mepenagruhi opini publik di masyarakat. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bahwa media-media yang ada itu memang bisa dipengaruhi oleh para pemilik modal lain atau bisa juga pemilik modal dari yang mempunyai media itu sendiri. Tentunya tidak pada semua media atau tayangan , tetapi biasanya hanya dipilih pada tayangan2 tertentu terutama yang bersifat politis.
Sebagian masyarakat mungkin masih beranggapan bahwa popularitas tidak menjamin keterpilihan (elektabilitas) seseorang, mungkin ada benar nya , tapi perlu diperhatikan juga bahwa seseorang juga tidak mungkin dipilih dan mempunyai elektabilitas tinggi bila sebelumnya orang tersebut tidak banyak dikenal publik (popular). Dengan demikian bisa dipahami bahwa seseorang yang mempunyai elektabilitas tinggi maka modal utama adalah harus sudah mempunyai popularitas terhadap dirinya.
Bagi figure /tokoh yang sudah mempunyai popularitas atau mungkin lumayan besar mempunyai modal popularitas, kemudian ingin mendongkrak terus popularitas tersbut , maka dia harus menjadi Media darling (disukai para pemburu berita). Hal ini sudah pernah dialami oleh presiden SBY pada masa pemilu 2004 dan 2009.

Dengan adanya modal popularitas maka akan lebih mudah bagi seseorang/figure tersebut untuk mencuri perhatian masyarakat melalui pemberitaan-pemberitaan media yang diharpakan nantinya akan mempunyai nilai plus (tambah) untuk meningkatkan atau mendongkrak elektabilitas . Untuk mewujdkan semua itu perlu dibangun pencitraan yang baik ditengah masyarakat, agar nantinya timbul simpati dan keberpihakan masyarakat kepada tokoh /figur tersebut.
Citra di dalam politik sebenarnya lebih dari sekedar strategi untuk menampilkan kandidat kepada para pemilih. Tetapi juga berkaitan dengan kesan yang dimiliki oleh pemilih baik yang diyakini sebagai hal yang benar atau tidak. Artinya, citra lebih dari sekedar pesan yang dibuat oleh kandidat ataupun gambaran yang dibuat oleh pemilih, tetapi citra merupakan negosiasi, evaluasi dan konstruksi oleh kandidat dan pemilih dalam sebuah usaha bersama. Dengan kata lain, keyakinan pemilih tentang kandidat berdasarkan interaksi atau kesalingbergantungan antara yang dilakukan oleh kandidat dan pemilih. Dengan demikian citra adalah transaksi antara strategi seorang kandidat dalam menciptakan kesan personal dengan kepercayaan yang sudah ada dalam benak para pemilih.
Penelitian tentang penggunaan media televisi untuk pencitraan politik bukanlah sesuatu yang baru. Tingginya konsumsi penggunaan televisi dibanding media massa lainnya, membuat masalah penggunaan televisi untuk memperbaiki citra politik menjadi sebuah kajian yang menarik untuk terus diamati.
Saat ini, hampir tidak ada, pencitraan partai politik atau tokoh politik yang akan mengikuti sebuah pemilihan jabatan politik yang tidak menggunakan media televisi.  Karenanya,   makin  banyak  kajian-kajian   yang  berkaitan  dengan  hal tersebut dilakukan banyak pakar komunikasi politik.  Tidak heran  banyak  teori-teori  yang  lahir dari pemanfaatan   media  massa,  terutama  televisi  untuk  pencitraan  partai  politik maupun  tokoh  politik,  seperti  teori  agenda  setting, yang  sudah  dikenal  luas hingga saat ini.
Teori utama yang digunakan  dalam penelitian ini, terutama yang menyangkut isi pemberitaan adalah teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell  E.  Combs  dan  Donald  Shaw  pada  tahun  1972.  Menurut  keduanya, dalam  agenda  setting akan  terlihat  bahwa  dalam  memilh  dan  menampilkan berita,   editor,   staf   dan   penyiar   memainkan   peranan   yang   penting   dalam membentuk realitas politik. Penonton /Pembaca sebenarnya tidak hanya disodorkan tentang sebuah issu tertentu, tetapi Penonton /pembaca juga diikat dalam issu-issu tersebut sesuai dengan yang diinginkan oleh media. Media massa menentukan issu mana yang penting,   media  mengatur   agenda   dan  berita  yang  akan  diberikan   kepada pembaca atau penontonnya.  (Stanley J. Baran dan Dennis K Davies)
Mengelola persoalan berupa kepercayaan masyarakat bukan tugas yang sederhana dan mudah. Mempublikasikan  dan mensosialisasikan  nilai  serta citra partai maupun sosok figure seseorang yang ingin ditonjolkan membutuhkan penanganan yang khusus, bahkan memerlukakan konsultan tersendiri yang khusus untuk mengelolanya, mengingat  dinamika  yang  berkembang tidak  mudah  diduga.  Oleh  sebab  itulah,  keberadaan media  massa  bagi  partai  politik  menjadi  sesuatu  yang  sangat  strategis  dan teramat penting. Kebutuhan akan eksistensi media dalam mempertahankan  dan menjaga  kesinambungan  hubungan  yang saling menguntungkan  antara , figure tokoh, parpol dan masyarakat sangat relevan dengan kepentingan parpol agar memperoleh dukungan masyarakat secara lebih berkelanjutan.
Pengaruh  media  dalam kehidupan  politik sangatlah  besar, media mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk mempengaruhi opini publik dan perilaku  masyarakat.  Cakupan  yang  luas  dalam  masyarakat  membuat  media massa dianggap sebagai salah satu cara yang efektif dalam pembentukan image partai maupun figure seseorang. Sebuah informasi yang dihasilkan oleh media massa, khususnya yang berkaitan  dengan  sebuah  parpol,  setidaknya  mempunyai  fungsi  untuk membentuk citra partai politik kepada khalayak.
Fenomena gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko widodo (Jokowi) yang fenomenal, kini mampu menyita perhatian banyak publik. Jokowi dengan segala image low profile dan pro rakyatnya itu dianggap sebagai gaya pemimpin yang baru dan mampu membuat perubahan kearah yang lebih progresif. "Gaya ndeso tapi bejo" ala Jokowi kini menjadi ciri khas tersendiri bagi diri Jokowi. Meskipun dianggap “ndeso” tetapi Jokowi juga dianggap “bejo” karena nyatanya mampu menyita banyak perhatian publik.
Kini Jokowi menjadi sorotan banyak media, baik media cetak maupun media elektronik hampir semua menempatkan news headline tentang Jokowi. di media-media tersebut memberitakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Jokowi. 
Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan gaya kepemimpinan "Blusukan" tersebut menjadi magnet untuk publik. Namanya yang tiba-tiba saja meroket tinggi begitu membuat publik merasa interest terhadap sosok yang satu ini. Jokowi dianggap sebagai "artisnya dunia politik di Indonesia". Jokowi yang digadang-gadang untuk menjadi presiden mendapat blow-up news secara masif oleh media-media mainstream.

Karena itu, popularitas Jokowi terus menanjak tajam. Kini dia menjadi favorit untuk pemilihan presiden pada Juli 2014. Jokowi diusung partai PDI Perjuangan sebagai calon presiden dalam pertarungan pemilihan presiden 2014. Gaya kepemimpinan “Blusukan” ala Jokowi kini menjadi trendseter bagi dunia politik terutama bagi para calon-calon pemimpin bangsa yang ingin berkecimpung di dunia politik. Cara itu dianggap ampuh untuk membuat citra positif bagi para calon wakil rakyat untuk mengkampanyekan dirinya dan mengkampanyekan partai mereka.

Akan tetapi dibalik semua kepopuleran yang tengah dirasakan oleh Jokowi, disisi lain munculah berbagai isu-isu pro-kontra yang semakin gencar memberitakan tentang Jokowi. Gaya blusukan ala Jokowi dianggap hanya sebagai pencitraan publik semata, agar mindset publik dapat "tersentuh" oleh gaya kepemimpinan pro-rakyat ala Jokowi tersebut.
Menurut Pengamat Media dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra, menilai Jokowi selama ini hanya mengandalkan pencitraan melalui berbagai kegiatan yang diliput media. Jokowi kurang melakukan komunikasi dengan rakyat.
Blusukan hanya jadi ajang pencitraan. Datang hanya untuk salaman, foto-foto, basa-basi sebentar kemudian masuk televisi. Komunikasi yang dilakukan terlihat tulus dan empati tetapi kering karena publik membaca ada motif lain yang tersembunyi. 
Sementara itu muncul isu dan pemberitaan tentang dibalik hiruk-pikuknya Pencitraan Jokowi baik untuk Pilkada DKI Jakarta maupun propaganda Pencapresannya yang diblow-up melalui Media Cetak maupun Elektronik , disinyalir bahwa dana pencitraan politik Jokowi disokong oleh Asosiasi Konglomerat Tionghoa, stigma publik sekarang dihebohkan dengan Jokowi yang dianggap sebagai "boneka" oleh para konglomerat tersebut, mereka mendukung Jokowi dengan segala macam cara dan memanfaatkan kepopularitasan Jokowi untuk memuluskan motif-motif tersembunyi sesuai dengan maksud dan tujuan mereka masing-masing. 
Kampanye politik yang dilakukan oleh Jokowi lebih memfokuskan pada blow-up news kepada media-media cetak dan elektronik, tim sukses (timses) yang berada dibalik Jokowi berusaha ekstra untuk menggaet media massa sebagai salah satu tools untuk mengkampanyekan Jokowi baik sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun pencalonan presiden 2014. Tim sukses Jokowi memegang kendali dan melakukan protect yang kuat dan terkordinasi secara menyeluruh agar pemberitaan-prmberitaan yang dimuat di media massa memuat tentang citra positif Jokowi. 
Berikut strategi-strategi yang dilakukan oleh beberapa nama tokoh atau media massa yang disinyalir berada dibalik kesuksesan pencitraan Joko widodo (Jokowi) :
1) First Media Grup (beritasatu1.TV beritasatu .com, suara pembaruan, Jakarta Globe, Suara Pembaruan, The Straits Times, Majalah Investor, Globe Asia, The Peak, Campus Asia, Student Globe, Kemang Buzz, Campus Life, Termasuk Beritasatu FM. First Media Grup adalah milik James Riady (Lippo Grup), konglomerat yang bersahabat baik dgn Bill Clinton dan terlibat Lippo Gate yg terjadi di AS, ketika James Riady cs tertangkap memberikan dana politik illegal jutaan dollar kepada timses capres Demokrat Bill Clinton untuk pemenangan Clinton pada pemilihan Presiden AS. Uang sumbangan James Riady cs itu kemudian terbukti berasal dari China Global Resources Ltd, sebuah perusahaan kedok milik China Military Intelligence (CMI). 

2) Media lain yang dikontrak mahal untuk pencitraan Jokowi adalah Detik Grup. Akun social media Detik.com Setiap hari, detikcom memuat berita tentang pencitraan palsu Jokowi puluhan bahkan kadang lebih 100 berita. Chairul Tanjung sebagai pemilik Trans Corp Group dinilai hanya dipinjam nama dan bertindak untuk dan atas kepentingan Antony Salim (Salim Grup). 

3) Kompas /Gramedia Grup yang mempunyai  KANAL BERITA KHUSUS untuk mempromosikan Jokowi dan Ahok. Diprediksi menjelang masa pilpres 2014, Kompas dan Gramedia Grup akan habis habisan mendukung Jokowi – Ahok karena sejalan dengan misi medianya, pelemahan Islam di Indonesia. 

4) Jawa Pos Grup. Tidak melibatkan semua media milik Dahlan Iskan yang jumlahnya 185 TV, Koran, Online media dll. Sekitar 40% JawaPos Grup dikontrak. Namun, dipastikan jika Dahlan Iskan memiliki keinginan sebagai capres, Jawa Pos Grup tidak akan terlalu mendukung Jokowi kecuali mendapat permintaan khusus dari Chairul Tandjung, tokoh yang merekomendasikan Dahlan Iskan ke Presiden SBY untuk ditunjuk sebagai Menteri BUMN tahun 2011 lalu.

5) Yang paling gencar memberitakan Jokowi adalah Koran Rakyat Merdeka. Setiap waktunya selalu ada saja berita yang memuat berita istimewa tentang Jokowi. Disinyalir nilai Kontraknya puluhan Milyar.

6) Tempo (majalah dan Online) adalah media pelopor yang mengorbitkan Jokowi dengan penghargaan “10 Tokoh Terbaik, hanya karena bisa memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL), itu pun dilakukan setelah hampir setahun bolak balik mengunjungi dan mengundang PKL makan bersama. Fakta terakhir, PKL Solo kembali ke lokasi awal sebelum pindah karena di tempat baru dagangan mereka tidak laku.

7) Tribunnews Grup (Bosowa dan Kompas) juga dikontrak untuk pencitraan Jokowi. Demikian juga Fajar Grup (Alwi Hamu / Dahlan Iskan). Alwi Hamu juga merupakan patner bisnis Dahlan Iskan di media dan PLTU Embalut, Kaltim yang sarat korupsi itu.

8) Metro TV, diberitakan saat Pilkada DKI mendapatkan nilai kontrak puluhan Milyar. Sejak dapat bisnis iklan dari Konglomerat – konglomerat pendukung Jokowi, Metro TV jadi corong nomor satu Jokowi, disamping jadi corong kampanye dan pencitraan Dahlan Iskan yang memberikan kontrak iklan luar biasa besar dari BUMN – BUMN kepada Metro TV.

9) SCTV grup. Pemiliknya Edi dan Popo Sariatmadja malah menjadi cukong utama. Koordinator media pencitraan Jokowi, membantu James Riady. Dukungan promosi dan kampanye yang diberikan untuk Jokowi gratis alias tanpa bayaran, meski diduga sebenarnya sudah mendapatkan imbalan dari dana pemenangan Jokowi yang telah terkumpul puluhan triliun dari sumbangan para "konglomerat hitam" Indonesia.

10) Media raksasa lain seperti Vivanews grup (TV One, ANTV, Vivanews.com dll) milik Bakrie meski kontrak dengan Cukong (penyandang dana) Jokowi tetapi porsinya kurang dari 30%, dan masih melihat perkembangan situasi dan kondisi politik nasional mengingat Aburizal Bakrie masih berstatus Ketum (Ketua Umum) Partai Golkar dan kandidat capres. 

11) Selain media cetak, televisi mainstream, sosial media seperti twitter, facebook, kaskus dll juga dikontrak khusus. Bahkan di twitter juga mulai ada akun relawan yang berusaha menjelaskan dengan kata-kata manis mengenai tingkah-polahnya yang anomali pada tiap akun yang berkomentar negatif. Rumornya ia memiliki buzzer sebanyak 1500-2000an yang mengelola lebih dari 10.000 akun sosial media . Buzzer adalah semacam pasukan bayaran online, yang siap menjaga reputasinya di internet dengan cara menyusup di berbagai forum dan kolom komentar untuk mendongkrak citranya. Para buzzer bayaran ini akan berkomentar positif tentang Jokowi dan menyerang habis-habisan mereka yang tidak melihatnya sebagai “dewa”. Dulu waktu pilkada DKI, selain orang-orang yang permanen kelola akun untuk pencitraan Jokowi, dibentuk juga Tim Jasmev. Puluhan Milyar biayanya. Banyaknya akun palsu pembela Jokowi di sosial media. Untuk mendeteksi akun pembela Jokowi palsu tidak sulit. Salah satunya, banyak hal yang disampaikan sangat tidak masuk akal. Begitu disampaikan Praktisi Teknologi Informasi, Chafiz Anwar, ketika dihubungi wartawan, Jumat (1/11/2013).
Chafiz mengatakan ciri-ciri akun palsu yang digunakan, dari segi jumlah komentar melalui media sosial yang serentak menyerang ataupun membela Jokowi. Padahal, hal itu tidak mungkin dilakukan pemilik akun asli secara bersamaan.
Ciri lainnya yang juga mudah dianalisa adalah dengan membandingkan jumlah pembaca dan jumlah komentarnya. Untuk masalah Jokowi misalnya jika ada yang mengkritiknya di sebuah media online dan kemudian langsung ada serangan dari ribuan orang seperti itu pernah dialami terakhir oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf dan itu bisa ditegaskan kepalsuannya. Ciri lainnya yang juga bisa diliat adalah ketidakjelasan identitas para pemain akun yang biasanya menggunakan identitas palsu seperti foto-foto kartun.
Proses sokong-menyokong ini, sebagaimana rilis dari akun twitter @Triomacan2000
(yang menamakan diri mereka sebagai akun komunitas publik untuk pencerahan, perangi korupsi, kemunafikan pemimpin negeri. Provokasi untuk utamakan Kejujuran dan anak bangsa yang CERDAS dan MERDEKA),  ternyata dikoordinir oleh James Riady, Wakil Ketua Grup Bank Lippo, konglomerat besar di Indonesia. Dia adalah orang Tionghoa-Indonesia dan juga anak Mochtar Riady, pendiri Grup Lippo).
Dalam tulisan ini, penulis mencoba menilik fenomena kepopuleran seorang Joko Widodo alias Jokowi sebagai bagian dari konstruksi media massa (Construction of Mass Media), 
Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksikan (Constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna. Media massa dikonstruksikan sebagai strategi-strategi cerdas untuk membangun sebuah news positive value (berita yang bernilai pisitif) tentang seorang Jokowi. Strategi-strategi kampanye politik atau pencitraan secara individu dilakukan melalui media massa untuk membentuk suatu opini publik yang positif, dalam hal ini tim sukses dari Jokowi memiliki peranan penting dan besar untuk mensukseskan proses kampanye image building (pencitraan diri), mereka bekerjasama dengan media untuk menstimulus publik dengan pemberitaan-pemberitaan tentang Jokowi yang bersifat positif, pada finalnya strategi tersebut dilakukan agar publik merasa bahwa figure Jokowi yang low-profile, dan pro-rakyat menjadi seorang figure yang layak untuk dijadikan sebagai presiden Republik Indonesia








SUMBER:






 

owi. ©2013 Merdeka.com  

VIVA.co.id 
 


Selasa, 15 April 2014

KASUS: PESAWAT MALAYSIA AIRLINES MH370



TUGAS PENGANTAR ILMU PUBLIC RELATION
NAMA : TITIN ROZAEN
NPM :  41153030120023
IKOM/IV/PR





KASUS: PESAWAT MALAYSIA AIRLINES  MH370.

(Bagaimana strategi perusahaan untuk memulihkan image atau reputasi perusahaan agar tetap baik di mata publik pasca tragedi MH370).



Image Restoration Theory (Benoit).



1.   Strategi Denial (penolakan atau penyangkalan)



a.      Simple denial
Staregi enyangkalan sederhana dilakukan oleh perusahaan ketika mereka sedang mengalami isu-isu negatif yang terlanjur berkembang di ruang publik.
contoh : “Kami tidak melakukan hal ini”.



b.      Shifting the blame
Pihak perusahaan berusaha untuk menyangkal perbuatan dan menggeser kesalahan kepada orang lain.
contoh : “Bukan kami, namun orang lain yang melakukannya”.



2.   Evading of responsibility
Menghindari tanggung jawab terhadap tindakan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi tanggung jawab terhadap tindakan yang dimaksud.




a.       Provocation
Mengaku bahwa pihak perusahaan melakukan sesuatu karena terprovokasi atau terpancing terhadap suatu hal.


b.       Defeasibility
Pihak perusahaan mengklaim tragedi kecelakaan pesawat tersebut salah satunya terjadi karena adanya kekurangan informasi dan kemampuan yang cukup.


c.       Accident
Pihak perusahaan mengklaim bahwa peristiwa kecelakaan  tersebut terjadi karena sesuatu hal yang tidak terduga (diluar prediksi) kemampuan perusahaan.


d.      Good Intention
Pengakuan bahwa pihak perusahaan melakukan suatu hal diawali dengan niat yang yang baik dan tidak ada maksud untuk membuat sebuah kesalahan.




3.  Reducing offensiveness (Mengurangi Ketersinggungan)

Strategi yang dilakukan :

a.      Bolstering
Perusahaan mencoba mendapatkan kembali simpati publik dengan cara mempublikasikan kembali prestasi-prestasi perusahaan ataupun tindakan-tindakan positif perusahaan yang menunjukkan progress positif di masalalu.


b.       Minimization
Pihak perusahaan mencoba untuk meminimalisasi perasaan negatif (khususnya untuk publik) terhadap hal yang terjadi dengan cara memberikan persuasi yang baik. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan publik bahwa hal yang terjadi tak seburuk seperti yang dipikirkan,sehingga meminimalisasi perasaan ke arah negatif.


c.       Differentiation
Pihak perusahaan mencoba membuat opini publik bahwa tindakan tersebut tidak jauh lebih buruk dibanding dengan kasus-kasus lain yang serupa.


d.       Transcendence
Strategi ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu kejadian dalam konteks yang berbeda. Pihak perusahaan berusaha untuk mengalihkan fokus permasalahan pada konteks isu-isu yang lain (pengalihan isu).


e.       Attack accuser
Pada strategi ini pihak perusahaan berusaha untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan dari tekanan pihak luar, berharap kredibilitas penuduhnya bisa rusak sehingga tuduhan mereka akan dipertanyakan. Sementara pihak tertuduh menyerang penuduhnya, perhatian publik menjadi teralihkan.


f.       Compensation
Dalam peristiwa ini strategi perusahaan ialah dengan cara memberikan kompensasi terhadap pihak korban agar reputasi perusahaan dapat kembali pulih dengan baik.


4.   Corrective action
Tindakan korektif adalah  strategi pengembalian citra positif dimana pihak perusahaan berusaha untuk mengembalikan citranya dengan menjanjikan bahwa tindakan tersebut akan diperbaiki. Pihak perusahaan memberikan janji untuk memperbaiki kerusakan atau untuk mencegah berulangnya kembali kejadian serupa atau perilaku tindakan mengerikan di masa depan.


5.  Mortification
Pihak perusahaan menyampaikan permintaan maaf. Dalam arti, pihak perusahaan mengakui bersalah dan meminta maaf kepada pihak-pihak terkait atau korban yang merasa dirugikan.

Selasa, 08 April 2014

TUGAS RESUME BUKU PUBLIC RELATION

NAMA: TITIN ROZAEN
NPM   :  41153030120023
PRODI:  IKOM/IV/PR
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG




PROSES-PROSES PERCETAKAN


LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI PERCETAKAN


        1. Manfaat Pengetahuan Tentang Percetakan
Setiap praktisi PR wajib memiliki pengetahuan dasar mengenai proses percetakan. Sebagai contoh, pengetahuan dasar mengenai percetakan ini akan membantu dalam menyusun dan mendistribusikan siaran berita dan siaran pers (news release) maupun jurnal-jurnal internal secara dan tepat pada waktu.
Setiap praktisi PR harus mengetahui dan bisa membedakan enam proses utama percetakan. 
Adapun keenam jenis proses percetakan yang utama yang paling dikenal dan paling sering digunakan adalah:
a.       Proses percetakan letterpress
b.      Lithography atau litho
c.       Photogravure atau gravure
d.      Flexography
e.       Proses percetakan screen
f.       Proses percetakan digital

Semodern dan secanggih apapun, setiap tipe mesin cetak pada umumnya hanya diperuntukkan bagi pengolahan materi-materi tertentu saja seperti buku-buku, surat kabar, kalender bahan-bahan perkantoran, formulir-formulir, label, kemasan, brosur iklan, atau materi-materi cetak lainnya. Mekanisme pengalihan yang terdapat pada proses-proses percetakan:
a. Letterpless dan flexography menerapkan proses percetakan dari suatu permulaan yang bergelombang (berupa relief).
b. Proses percetakan lithography mencetak dari suatu permukaan yang datar (planographic).
c. Proses (dan mesin) percetakan photogravure atau gravure menggunakan lempeng cetak dengan permukaan yang berlekuk-lekuk (intaglio).
d. Proses percetakan screen menggunakan lembaran-lembaran stensil (lempeng cetak yang berlubang-lubang membentuk huruf atau gambar).
e. Proses percetakan digital yang menggunakan teknin fusi-tinta serbuk (toner-fusion technique).   

Aspek-aspek umum yang berlaku pada semua percetakan:

       2. Typography: Sistem Titik
Dalam proses percetakan letterpress konvensional , uraian kata dan kalimat yang hendak dicetak biasanya diatur dalam sebuah lempeng cetak yang terbuat dari bahan metal atau logam. Bentuk cetakan typefaces (rancangan bentuk dari setiap lempeng cetak) dibuat berdasarkan sistem ‘titik’ (point system). Sistem ini ditemukan pertamakali di Chicago Amerika Serikat pada tahun 1892.  

Pada setiap bidang satu inci (25,4 mm) persegi terdapat 72 titik. Setiap karakter atau huruf ditentukan besarnya berdasarkan jumlah satuan titik yang membentuknya, misalnya huruf yang berukuran 6 titik, huruf lain berukuran 12 titik. Huruf-huruf teks pada surat kabar biasanya berukuran 8 titik, sedangkan untuk buku sekitar 10 titik. Pengukurannya sendiri dilakukan secara vertikal. Sedangkan bidang spasi atau jeda digunakan lempeng-lempeng kecil dari metal tanpa titik yang disebut leads.

3. Bentuk Huruf (Faces), Bentuk kalimat (Founts), dan family
Bentuk suatu huruf yang hendak dicetak disebut face, dan bentuk huruf ini sangat bervariasi, bentuk huruf sans serif seringkali digunakan untuk huruf-huruf judul atau kepala berita. Sedangkan bentuk huruf serif biasanya digunakan untuk huruf-huruf isi atau teks. Sedangkan bentuk keseluruhan kalimat atau serangkaian karakter, lengkap dengan alfabet, angka-angka, tanda seru, tanda tanya, sering disebut fount. Variasi ketebalan huruf  disebut berat atau bobot (weight). Seuntaian alfabet yang memiliki berbagai macam bentuk huruf dengan berbagai tingkat ketebalan disebut family.
4. Kertas cetak
Beberapa variasi kertas cetak: 
  •  Newsprint (kertas koran).
  • Supercalendered (super kalender), jenis kertasnya mengkilat biasanya yang menggunakan adalah majalah.
  • Antique (antik), jenis kertas ini agak tebal, bersifat menyerap air, dan agak kasar. Jenis ini cocok sekali digunakan untuk buku.
  • Imitation art, ciri khasnya ialah halaman demi halaman kertas ini disertai dengan hiasan ala Cina.
  • Art, Biasanya digunakan untuk piagam ijazah atau tanda penghargaan.
PENATAAN HURUF (TYPESETTING) 
Ada beberapa cara yang biasa digunakan dalam penataan huruf :

5. Komposisi dengan tangan
Metode penataan huruf yang paling sederhana ini biasanya biasanya dipakai pada penerbitan-penerbitan atau percetakan kecil.
6. linotype dan Intertype
Kita juga mengenal adanya beberapa jenis mesin penataan huruf (typesetting) yang mampu mengatur komposisi huruf secara otomatis dalam sebuah perangkat yang disebut slug. Slug adalah kepingan atau lempeng metal yang memuat satu baris kalimat, slug masih banyak digunakan pada proses percetakan letterpress. Pada umumnya sistem pemasangan huruf seperti in digunakan oleh perusahaan-perusahaan penerbit atau surat kabar. Cara kerja mesin antar-huruf atau intertype pada dasarnya sama saja dengan mesin linotype. 
7. Monotype
mesin monotype menggunakan kepingan-kepingan berkarakter tunggal yang mirip dengan yang digunakan pada mesin komposisi lewat tangan. Sistem penataan huruf ini sering digunakan pada percetakan buku atau pembuatan bahan cetak lainnya yang memuat banyak rumus atau persamaan matematika.
8. Ludlow
ludlow adalah sebuah mesin yang khusus dipergunakan untuk menata huruf-huruf kepala berita atau judul-judul artikel pada surat kabar.
9. Phototypesetting
ini merupak sebuah sistem modern yang sama sekali tidak mempergunakan lempeng cetakan metal. Mesin ini benar-benar lengkap karena tidak hanya mampu mencetak tetapi juga bisa menyimpan data dan informasi, memutar dan menayangkan keseluruhan naskah untuk keperluan koreksi, bahkan dilengkapi juga dengan sebuah kamera untuk keperluan duplikasi.

10. Produksi Koran Modern dengan Komputer 
Sekarng ini sudah banyak perusahaan percatakan yang menggunakan mesin-mesin pengaturan huruf, editing, dan layout  dengan memakai komputer yang serba otomatis dan modern. Perangkat komputer yang digunakan juga bervariasi mulai dari sistem desk-top sampai dengan Apple Macintosh dan Adobe PageMaker untuk naskah naskah yang rumit. Semua peralatan modern ini semakin sering ditemukan pada kora-koran berskala nasional. Dengan perangkat mesin ini, meskipun kantor redaksi letaknya sekian mil dari dari lokasi percetakan, proses editing dan desain halaman demi halaman dapat dilakukan dengan cepat dan langsung dikirm melalui saluran telepon untuk di cetak. 

Melalui perangkat modern ini, percetakan di berbagai tempat yang terpencar-pencar dapat dilakukan dengan cepat dan serentak. Salah satu sistem produksi sistem surat kabar yang paling modern dikembangkan oleh ATEX, yakni salah satu anak perusahaan Kodak. Sudah digunakan oleh 600 perusahaan penerbitan. Sistem ini diciptakan pertama kali pada tahun 1970-an sebagai perangkat pemrosessan dan penataan informasi. ATEX dapat menciptakan menciptakan elemen tekstual (berkenaan dengan naskah) dan grafik, termasuk materi-materi pelengkap, lineart, screens, tints, borders, rotated type,  dan sebagainya sehingga ia mampu membetuk halaman-halaman naskah yang siap cetak secara otomatis. 

Singkatnya, sistem ATEX mampu menawarkan empat jasa terintegrasi kepada penerbit. Adapun empat jasa atau fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
(a). Untuk keperluan editing naskah. ATEX memungkinkan para pemakainya untuk menciptakan teks dan judul yang sesuai, mengoreksi dan mengeditnya dalam waktu yang relatif singkat hanya melalui keyboard komputer dan unit monitor visual.
(b). untuk keperluan desain, sistem ATEX menyederhanakan proses penataan halaman dengan langsung menyediakan umpan balik dan input-input desain 
(c). untuk penyiapan iklan lewat koran, sistem ATEX ini juga memungkinkan para pemakainya untuk menciptakan, mengatur dan menata produksi berbagai macam materi iklan hanya berdasarkan satu landasan data (database) tunggal.
(d). untuk keperluan produksi, ATEX memungkinkan penataan halaman secara elektronis sehingga kita bisa memastikan bentuk cetakan seperti apa yang diinginkan.
11. pusat Berita (The News Centre), Portsmouth
Portsmouth publising & printing Limited adalah salah satu anak perusahaan dari Porstmouth and Sunderland Newspaper. Porstmouth merupakan salah satu pusat percetakan surat kabar yang paling modern di dunia. selain itu juga memproduksi surat kabar cuma-cuma dan jurnal-jurnal internal untuk berbagai perusahhan terkemuka seperti IBM dan British airways.
Pusat berita tersebut telah menjalankan mesin offset-lithokhusus yang disebut Goss Metroliner . Gos Metroliner mampu mencetetak 70.000 kopi per jam.
12.  LETTERPRESS
 Metode percetakan letterpress merupakan metode yang paling poluler di Inggris. namun, dengan adanya berbagai kemajuan teknologi dalam dunia percetakan, khsusnya dengan kemunculan offset-litho dan web-offset litho. sebagaian besar penerbit di Inggris kini telah menggunakan proses percetakan web-offset. 

pada akhir tahun 1990-an, proses percetakan letterpress konvensional sudah hampir hilang sepenuhnya dari dunia percetakan Inggris. Koran-koran harian dan mingguan nasional sudah sejak lama menggunakkan proses percetakan web offset litho dan flexography. 

Sementara itu diluar dunia persurat kabaran, metode cetak letterpress bangkit kembali terutama dengan munculnnya mesin heat-set. Mesin tersebut dapat mengeringkan warna-warna cetak dalam waktu yang cepat. Kecanggihan proses ini mampu mengerjakan berbagai macam fungsi percetakan, mulai dari percetakan aneka jenis kartu bisnis (kartu-kartu nama), pembuatan bahan-bahan cetakan keperluan kantor (kop surat, amplop, faktur,kuitansi, kalender, notes memo, dsb), buku-buku, dan berbagai cetakan berwarna bermutu tinggi lainnya.

Dalam proses percetakan letterpress, hasil cetakkannya diperoleh dari sebuah relief atau dari sebuah permukaan bergelombang yang diberi tinta.
13. Halftones
adapun istilah halftones itu sendiri bersumber dari digunakannya layar yang menghilangkan separuh (half) bayangan semula guna menghasilkan bayangan atau tone. semakin baik kualitas layar dan semakin rapih ukuran noktah-noktahnya, maka akan semakin baik pula kualitas bayangan yang ditimbulkan. sitem halftone ini bisa dipaduka dengan proses-proses percetakan letterpress, lithography, flexography dan silk screen. akan tetapi sisitem tersebut tidak bisa dipadukan dengan proses percetakan photogravure.

14. Layar Halftone
Layar ini terdiri dari dua keping gelas atau kaca yang di satukan. Kepingan-kepingan kaca tersebut diatur sedemikian rupa sehingga bertolak belakang dengan sudut 45 derajat.

15. Cetakan Berwarna
Proses cetakan berwarna (color printing) adalah suatu prosedur atau proses percetakan yang digunakan untuk memproduksi berbagai materi seperti transparasi, gambar atau foto atau bisa juga lukisan, yang penuh warna. 'Proses cetak empat warna', warna pokok tersebut adalah magenta (merah), cyan (biru), kuning, dan hitam.

16. Lempeng Duplikasi
Salah satu kelemahan proses percetakan letterpress adalah permukaan lempeng metal cetakan cenderung untuk terkikis karena senantiasa bergesekan dengan kertas dan materi cetak lainnnya.
Dibuat lempeng cetak duplikat atau lempeng duplikasi. Lempeng duplikasi ini meliputi stereo, yakni kepingan yang terbuat dari bubuk kertas yang dibuat menjadi relief dan sama bentuknya dengan lempeng yang asli, dan elektros, yakni lempeng duplikasi yang berkualitas lebih tinggi yang dibuat melalui proses elektolisis.

17. Line Blocks
untuk mereproduksi bentuk garis, skema, diagram, tanda tangan, atau bentuk-bentuk lainnya yang tidak memiliki lekukan halus seperti halnya foto, tetapi hanya memiliki latar belakang berwarna hitam, materinya bisa langsung difoto tanpa harus menggunakan layar halftone. Adapun lempeng yang sudah dibuat seperti itu disebut block, yang kemudian populer dengan dua macam istilah, yakni halftone block dan line block.
 18. Pengolahan (Make Up): metode Chase dan Forme

Setelah siap dicetak kemateri cetakan (kertas, plastik), segala hal yang ditempatkan pada lempeng cetakan disebut stone. Adapun yang disebut sebagai pengolahann (Make-up) adalah segenap operasi pengaturan dan penguncian materi cetak pada sebuah tempat yang disebut sebagai 'kopor' atau chase. Bila semua materi telah ditempatkan seluruhnya dalam chase, maka keseluruhan itu (disebut dengan forme).

Kemudian yang terakhir, keseluruhan materi yang sudah terkunci dalam chase (atau yang disebut forme) dapat disimpan sampai saat dibutuhkan atau hendak digunakan kembali. Istilah khusus untuk kegiatan penyimpanannya adalah standing.


LITHOGRAPHY
19. Percetakan Planografik

Prinsip dasar percetakan lithography bersumber dari kenyataan alamiah bahwa minyak tidak dapat bercampur dengan air. 


20. offset-Litho

Ini merupakan salah satu bentuk proses percetakan lithography yang menggunakan silinder putar dan mampu berproduksi dengan kecepatan tinggi. Proses percetakan offset-litho yang pertama adalah silinder (plate cylinder), yang terbungkus lempeng metal tipis yang memuat materi (gambar atau tulisan) yang hendak di cetak.

Adapun silinder yang kedua disebut silinder selimut (blanket sylinder) yang dilapisi lembaran karet atau materi fleksibel lainnya. Silinder yang ketiga adalah silinder impresi (impression sylinder) yang berfungsi menggerakan gulungan kertas (yang menjadi materi cetakan).
 21. Web-Offset
Istilah atau nama proses percetakan ini mengisaratkan bahwa kertas yang digunakan bukanlah kertas-kertas yang terpisah berupa lembaran,  melainkan merupakan gulungan yang sambung-menyambung, (continuous forrm) seperti yang biasa digunakan dalam proses percetakan letterpress. hal itulah yang menyebabkan proses percetakan web-offset ini mampu berlangsung sangat cepat. proses ini mampu menyelesaikan percetakan sejumlah besar koran atau majalah dalam waktu yang relatif singkat.

22. Karakteristik Khusus Lithography
Meskipun teknologi lithography sudah sedemikian populer, ternyata banyak mesin-mesin lithography, yakni yang terdapat di Negara-negara dunia ketiga, kualitas hasil cetaknya sangat rendah. Empat hal yang menjadi kesenjangan kualitas tersebut:
a. Rendahnya kualitas foto yang digunakan, baik ditinjau dari segi seni maupun   teknologi.
b. Rendahnya kualitas cetak-cetak yangt ersedia di negara -negara Dunia ketiga.
c. Kertas lokal yang digunakan banyak mengandung kerutan sehingga mengacaukan gambar-gambar berwarna dan menyulitkan proses percetakan.
d. Tingginya kelembaban tingkan udara.

23. Keunggulan Proses Percetakan Lithography
a. Jenis-jenis kertas yang sesuai untuk lithography ini, sekarang sangat mudah diperoleh.
b. Layar halftone yang berkualitas tinggi mudah ditemukan.
c. Karena tidak memerlukan halftone blocks yang mahal (halftone blocks empat warna untuk letterpress juga sangat mahal), maka mesin offset-litho maupun mesin web-offset bisa diandalkan mencetak foto-foto dan gambar berkualitas tinggi tanpa biaya yang terlalu mahal.
d. Mesin lithography juga memiliki perangkat pengeringan otomatis  yang memudahkan pencetakan foto-foto berwana.
e. Mesin lithography juga mampu meyajikan gambar yang mengkilat.
f. Hasil cetakan berupa naskah dan tulisan juga lebih bersih dan juga sempurna.
g. Mesin lithography jauh lebih rinhkas bila dibandingkan dengan mesin letterpress.

24. Revolusi Surat Kabar Inggris
Sejak munculnya surat kabar  Today dan  The Independent di Inggris pada tahun 1986 serta tergesernya mesin-mesin letterpress oleh mesin-mesin web-offser di berbagai surat kabar di Inggris sejak tahun 1987, berlangsunglah revolusi percetakan persuratkabaran di Inggris.

PHOTOGRAVURE
25. Proses Intaglio
Proses percetakan photogravure sering kali disebut juga sebagai proses "rotogravure" (karena menggunakan rotot atau sebuah silinder putar yang lazim disebut sleeves) atau "colorgravure" (karena bisa menghasilkan warna-warna yang serba cemerlang).

Pada proses photogravure, permukaan lempeng cetakan justru harus dibuat penuh lekukan kedalam, Ada dua kelas dalam proses percetakan photogravure, yang pertama dalah photo-gravure kelas tinggi yang digunakan untuk memproduksi perangko, ijazah, materai. Adapun yang kedua adalah photogravure kelas biasa yang biasanya lebih murah. Kelebihannya terletak pada kemampuannya untuk mencetak secara besar-besaran dalam waktu cepat tanpa mengalami penurunan kualitas.

26. Cara Kerja proses Percetakan
a. Permukaan lempeng silinder dipenuhi dengan 150 sel bundar per satu inchi persegi. Sel-sel itu sendiri dimaksudkan untuk membuat efek cengkeraman, sel-sel tersebut disebut resist.
b. Sayangnya, efek cengkeraman tersebut meliputi seluruh bidang cetak sehingga perangkat ini tidak begitu baik bila digunakan  untuk mencetak foto atau gambar.
c. Tinta yang digunakan adalah tinta yang Khusus kandungan tinggi. Tinta dioleskan langsung merata kesemua sel.


27. Proses Photogravure hard Dot
Dunia percetakan sekarang ini semakin ramai karena adanya sistem percetakan photogravure terbaru buatan Jerman yang disebut Klischograph. Mesin ini menggunakan silinder hard dot yang terdiri dari banyak set yang menciptakan noktah-noktah bundar pada lempeng cetakan yang bergelombang.

METODE LAYAR (SCREEN PRINTING)
28. Proses Stensil
Proses stensil ini baru digunakan bila proses atau mesin percetakan lainnya tidak tersedia. Materi cetak yang digunakannya sangat bervariasi, misalnya koran biasa, asetat (lembaran yang mengandung asam cuka atau asam asetat), kain tenun, kertas perak atau kertas timah, karet, vinyl, kayu, atau kaca.

biasanya proses cetak layar digunakan untuk mencetak poster-poster dari bahan kertas-kertas koran dan vinyl, sampul-sampul buku, lembaran karcis, faktur, kertas tatakan gelas, tas jinjing, T-shirts, balon dll.

29. Mekanisme Kerja Proses Screen
Poster-poster dagang biasanya dicetak dengan menggunakan mesin ini, kadang-kadang disertai dengan tinta fluorescent guna menimbulkan kesan kemilau atau gemerlap.

FLEXOGRAPHY
30. Proses Percetakan Flexography
Metode cetak ini biasa digunakan untuk materi-materi cetak yang lembut, seperti kemasan produk makanan atau pembungkus permen. Mesin ini mampu menghasilkan warna-warna yang cemerlang dan dapat menjalankan fungsi reproduksi secara lebih baik.

31. PROSES PERCETAKAN DIGITAL (DIGITAL PRINTING)
Perkembangan proses cetak digital telah membawa perubahan fundamental dalam perkembangan teknologi percetakan. Hal ini bertolak dari besarnya kebutuhan para konsumen.

Percetakan Offset Konvensional:
  • pengaturan tata letak secara elektronik
  • scanning
  • pengaturan foto
  • pengolahan foto
  • stripping
  • pengaturan warna
  • pembuatan pelat/lempengan cetak persiapan akhir
  • cetak
  • finishing
Percetakan Digital
  • pengaturan tata letak secara elektronik
  • cetak
  • finishing
32. Teknologi Cetak Digital
Percetakan digital memungkinkan para praktisi pemasaran dan PR menciptakan, misalnya, materi-materi promosi yang khusus ditunjukan pada sekelompok kecil penerima. Salah satu aspek terpenting dari percetakan digital adalah sistem ini mudah dihubungkan dengan data-data komputer. Pekerjaan cetak ini bisa dilakukan oleh perusahaan mana saja atau siapa saja yang memiliki sebuah komputer personal (PC) atau mac yang memiliki aplikasi postscript.

33. Kelengkapan dan Kelebihannya
Secara umum, mesin cetak warna digital dapat memproduksi lebih dari 2.000 halaman cetak bolak-balik dalam waktu satu jam saja. Mesin ini tidak membutuhkan film maupun lempeng cetak.